Tetapi seburuk apa pun kita memperlakukan pada mereka, segalak apapun kita kepada mereka, semarah apapun kita pernah membentak mereka, mereka akan tetap mendekati kita dengan senyum kecilnya, menghibur kita dengan tawa riangnya, meminpin dan menarik tangan kita dengan tangan kecilnya.
Kita selalu berhutang banyak cinta terhadap anak-anak. Acapkali, kita memarahi mereka saat kita lelah. Kita merunggut pada mereka padahal mereka belum benar-benar faham kesalahan yang mereka lakukan. Kita membuat mereka menang1s kerana kita ingin lebih difahami dan didengarkan.
Memang kita seringkali berhutang terhadap anak-anak kita.
Anak-anak yang setiap hari menjadi mangsa dari betapa buruknya cara kita menangani emosi. Anak-anak yang menerima akibat dari nasib buruk yang setiap hari kita buat sendiri. Anak-anak yang barangkali masa depannya terk0r bankan gara-gara kita tak boleh merancang masa depan kita sendiri.
Tetapi mereka tetap tersenyum, mereka tetap memberi kita banyak rasa cinta, mereka selalu mencuba membuat kita bahagia. Maka peluklah anak-anakmu, tataplah mata mereka dengan kasih sayang dan kedukaan, katakan kepada mereka,
“Maafkan untuk hutang-hutang yang belum dapat dibayar. Maafkan jika semua hutang ini telah membuat Allah murk4. Maafkan kerana hanya kemaafan dan kebahagiaan kalianlah yang boleh membuat hidup ayah dan ibu lebih baik dari sebelumnya.”
Kita selalu berhutang banyak masa tentang anak-anak kita.
Dalam 24 jam, berapa lama waktu yang kita miliki untuk berborak, mendengarkan, meme luk, menda kap dan bermain dengan mereka? Dari waktu hidup kita bersama mereka, seberapa banyak kita bekerja untuk mendatangkan kebahagiaan sesungguhnya di hari-hari mereka, melukis senyum sejati di wajah polos mereka?
Tentang anak-anak, sesungguhnya merekalah yang selalu lebih matang dan bijaksana daripada kita. Merekalah yang selalu mengajari dan membimbing kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya. Seburuk apapun kita sebagai orangtua, mereka selalu terima bila saja untuk menjadi anak-anak terbaik buat kita .
Seolah semuanya baik-baik saja, seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.
Mereka punyai banyak rasa cinta untuk kita, meski seringkali kita tak membalas cinta mereka dengan sebaiknya. Kita selalu berhutang banyak kebahagiaan untuk anak-anak kita. Kita kata kita bekerja keras demi kebahagiaan mereka, tetapi kenyataannya merekalah sebenarnya membahagiakan kita dalam letih di sisa waktu dan tenaga kita.
Kita merasa bahawa kita boleh menghapuskan kesed1han dan air mata dari pipi-pipi kecil mereka, tetapi sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan. Merekalah yang selalu berjaya membuang kesed1han kita, meredakan kepenatan kita, mengesat air mata kita.