Wanita Pelihara Lebih dari 50 Kucing di Rumah, Tetangga Tak Pernah Buka Jendela Selama 10 Tahun Gegara Tak Tahan Baunya

Wanita Pelihara Lebih dari 50 Kucing di Rumah, Tetangga Tak Pernah Buka Jendela Selama 10 Tahun Gegara Tak Tahan Baunya

Selama lebih dari 10 tahun, mereka harus menutup jendela karena bau kencing dan kotoran kucing yang menyengat.

Dream – Kucing adalah salah satu hewan yang banyak disukai untuk dijadikan peliharaan di rumah. Meski terlihat mudah, merawat kucing juga membutuhkan komitmen.

Karena kalau memelihara kucing tidak disertai komitmen malah akan menimbulkan masalah pada lingkungan, terutama tetangga kanan kiri. Mereka akan merasa terganggu.

Itulah yang dirasakan warga Singapura yang tinggal di BLK 365 Yishun Ring Road. Selama lebih dari 10 tahun, mereka harus menutup jendela karena bau kencing dan kotoran kucing yang menyengat.

Bau tak sedap itu bukan berasal dari kucing liar yang tinggal di sekitar lingkungan rumah susun tersebut. Tapi dari kucing peliharaan seorang wanita bernama Hasmawati.

Bagaimana tidak mengganggu? Wanita berusia 54 tahun itu memelihara lebih dari 50 kucing di flat HDB yang memiliki empat kamar.

Warga sekitar mengatakan mereka bisa mencium bau yang kuat dari area lift di lantai empat. Suara kucing mengeong juga terdengar dari luar unit tersebut.

Ketika beberapa wartawan memasuki rumah Hasmawati, mereka melihat beberapa kucing dikurung dalam kandang yang ditaruh di ruang tamu.

Sementara kucing-kucing lainnya dibiarkan di atas lantai yang penuh dengan noda kuning yang diduga adalah air kencing hewan menggemaskan itu.

Hasmawati mengatakan dia mulai memelihara kucing sejak lebih dari 10 tahun yang lalu ketika dia membawa pulang seekor kucing liar yang mengikutinya.

Dia kemudian memutuskan untuk mengadopsi kucing kedua dan pasangan kucing itu mulai berkembang biak. Tidak itu saja, beberapa kucing merupakan pemberian anggota keluarganya.

” Dan sekarang, saya punya lebih dari 50 orang,” kata Hasmawati. Tapi keberadaan puluhan kucing di rumah Hasmawati itu sangat mengganggu para tetangganya.

Seorang tetangga bermarga He mengeluh bahwa masalah kucing tersebut telah berlangsung sejak tahun 2007 silam.

Begitu parahnya gangguan yang diakibatkan kucing-kucing Hasmawati, putri He akhirnya pindah karena tidak tahan dengan baunya.

Dan bukan hanya bau kotoran kucing saja yang menyebabkan masalah. Kata He, kucing-kucing terkadang dibiarkan berkeliaran di rumah tetangga.

Tetangga lainnya yang bermarga Huang mengatakan kucing Hasmawati masuk ke rumahnya dua kali. Dia harus menelepon suaminya pulang ke rumah hanya untuk mengeluarkan kucing.

Huang mengaku dia bukannya takut dengan kucing, tapi karena memiliki fobia binatang yang disebut dengan ailurofobia.

Beberapa warga mengatakan mereka sudah menghubungi dewan kota untuk mengatasi keberadaan kucing-kucing itu tetapi situasinya tidak membaik.

Pengelola rusun mengatakan mereka menerima masukan tentang situasi Hasmawati pada Mei tahun ini.

Selama kunjungan rumah, pengeloa mengamati ada lebih dari 50 kucing di unit tersebut, dengan kondisi yang buruk.

” Bersama dengan Animal & Veterinary Service (AVS), sekelompok National Parks Board, dan Cat Welfare Society (CWS), kami menyarankan untuk mencari rumah alternatif bagi kucing.

” Para agen AVS, NPB, dan CWS juga memeriksa kucing untuk menilai kesehatan mereka. Kami ingin memastikan kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaan,” kata mereka.

Setelah menerima kunjungan dari pengelola rusun, sekitar 30 kucing telah dikeluarkan dari rumah wanita itu pada minggu lalu.

Pada 13 Juli kemarin pintu rumah Hasmawati tampak tertutup dan tidak ada kucing yang terlihat berkeliaran di sekitarnya.

Ada juga yang mengaku bahwa koridor rusun tersebut telah bersih, dan tidak tercium lagi bau kotoran kucing.

Post Berkaitan

Leave a Reply