Kisah Anjing Terbuang yang Selamatkan Nyawa Tuannya.. “Saya Tidak Tahu Bagaimana Dia Bisa Melakukan Itu, Tapi Dia Tahu,”Kata Tuannya.

Salah satu alasan orang senang memelihara anjing adalah sifatnya yang penurut dan bisa menjadi sahabat terbaik manusia. Seekor anjing bahkan dapat menyelamatkan nyawa manusia, dan cerita seperti itu sudah banyak ditemui. Salah satunya dialami oleh pria bernama Brian Myers, beberapa waktu lalu. Suatu hari, pria 59 tahun itu jatuh tersungkur ke lantai di antara tempat tidur dan dinding, dan tidak dapat berdiri. “Itu sangat menakutkan,” kata Myers diwartakan di laman Inquirer.com.

“Ponsel saya ada di lemari sekitar 4,5 meter jauhnya, tapi tidak mungkin saya bisa mengambilnya,” sambung dia. Beberapa detik kemudian, Myers merasakan sesuatu yang basah dan kasar di wajahnya. Rupanya, itu adalah Sadie, anjing peliharaannya, yang sedang menjilati wajah tuannya. Sadie adalah anjing terbuang berjenis German Shepherd itu diadopsi Myers dari tempat penampungan hewan di dekat rumahnya di Teaneck, New Jersey, Amerika Serikat. Anjing ini diadopsi pada musim gugur lalu tahun 2020 lalu. “Sadie terus menjilati saya dan menangis. Saya lalu mengulurkan tangan kanan saya untuk mengelusnya, dan kemudian meraih kalungnya,” tutur Myers mengenang kejadian pada bulan Januari 2021 itu. Myers pun terkejut dengan apa yang terjadi selanjutnya. Sebab, Sadie bergerak mundur dan mulai menarik Myers, dan kemudian mengarahkannya ke lemari.

“Dia tidak dilatih sebagai anjing pemandu, tapi dia tahu saya dalam masalah,” ujar Myers. “Saya tidak tahu bagaimana dia bisa melakukan itu, tapi dia tahu,” kata dia lagi. Sekitar lima menit kemudian, Myers sudah berada di dekat lemari dan bisa meraih ponsel dengan tangan kanannya untuk meminta bantuan. Selamatkan nyawa Di rumah sakit Englewood Health malam itu, hasil MRI menunjukkan Myers mendapat serangan stroke. Dokter mengatakan kepada Myers bahwa anjing peliharaan itu sudah menyelamatkan nyawanya. “Itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat untuk mengadopsinya,” kata Myers. “Saya benar-benar merasa itu memang ditakdirkan,” sambung dia. Myers mengadopsi Sadie dari Ramapo-Bergen Animal Refuge di Oakland, setelah ia merasa kesepian dan mengalami kecemasan akibat terinfeksi Covid-19 di bulan Maret 2020 lalu. “Saya memutuskan untuk memelihara anjing, setelah sekian lama saya di rumah sendirian,” ungkap Myers.

“Saya pernah punya anjing penyelamat sebelumnya, tapi saya harus kehilangannya beberapa tahun yang lalu.” Sekitar enam bulan pasca pulih dari virus corona, seorang teman yang memiliki akses dengan tempat penampungan Ramapo-Bergen mengirimkan foto Sadie melalui email. Myers mengaku langsung tertarik untuk mengadopsi anjing tersebut. Anjing yang terbuang Uniknya, tempat penampungan itu menggambarkan Sadie sebagai anjing terbuang yang sulit dirawat, karena perilaku yang agresif.

Megan Brinster, Direktur Eksekutif Ramapo-Bergen mengatakan memang tempat penampungan Lihat Foto Brian Myers dan Sadie(Ramapo-Bergen Animal Refuge) tersebut sering menerima anjing yang memiliki masalah perilaku. Mereka lantas mencaba melatih hewan-hewan yang ada di sana agar bisa diadopsi. Menurut Brinster, Sadie menunjukkan perilaku agresif terhadap laki-laki. Akibatnya, anjing berusia enam tahun itu sudah diusir dari tiga tempat penampungan hewan sebelumnya. Hingga khirnya anjing tersebut ditampung di Ramapo-Bergen. “Dia sangat protektif dan cemas,” kata Brinster. “Saat anjing tersebut tidak menginginkan seseorang berada di dekatnya, anjing ini akan membuat dirinya terlihat besar, dan mulai menggonggong.” “Tapi setelah Brian Myers mendaftarkan dokumen, kami berpikir, ‘ayo beri kesempatan’,” lanjut Brinster.

Myers pun masih bisa mengenang awal pertemuannya dengan Sadie. “Ketika saya pertama kali melihat Sadie, saya berpikir, ‘wow, itu salah satu anjing besar’.” “Saya percaya ukuran tubuhnya adalah salah satu alasan tempat penampungan kesulitan menempatkannya,” kata dia. Namun, beberapa menit setelah bertemu, Myers dan Sadie mulai bisa bermain, dan bahkan dia bisa mengajak Sadie berjalan-jalan. Setelah dokumen adopsi diselesaikan, Myers membawa Sadie di kursi belakang mobilnya, dan langsung menuju toko perlengkapan hewan untuk membeli makanan anjing, beberapa tulang kunyah, mainan, dan tempat tidur. “Saya terus melihat kaca spion dan berkata, ‘wow, anjing yang besar sekali’,” ucap Myers. Begitu Myers dan Sadie tiba di rumah, Sadie berdiri dengan kaki belakangnya, sedangkan kaki depannya memegang pundak Myers dan menjilati wajah tuannya.

“Saya tahu, saya ingin membuat sisa hidupnya bahagia,” sebut Myers. Di malam pertama setelah Sadie diambil dari tempat penampungan, Myers justru menyingkirkan tempat tidur anjing yang dibelinya, dan membiarkan Sadie tidur di sampingnya. “Dia tidur dengan bantal di sebelah saya, lalu akhirnya tidur di bagian bawah kasur,” kata dia. Pada bulan Desember 2020, Myers terinfeksi Covid-19 untuk kedua kalinya. Dokter yang memeriksa Myers mengatakan pria itu terpapar varian virus baru. Myers menceritakan, Sadie tetap menemaninya di tempat tidur sampai dia merasa lebih baik. Beberapa minggu kemudian, Myers menderita stroke, dan dokter memberi tahu dia penyebab penyakit itu disebabkan oleh pembekuan darah akibat Covid-19. Ketika dia dipulangkan dari pusat rehabilitasi pada awal Februari 2021, saudara laki-laki Myers membawa Sadie untuk bertemu Myers. Myers pun menangis saat Sadie melompat ke pangkuannya. “Sadie menjatuhkan kacamata saya, dan terus menjilati wajah saya,” kata Myers. “Lalu, yang bisa saya lakukan cuma memeluknya erat-erat, sambil berkata, ‘saya mencintaimu’,” sebut lelaki itu.

Post Berkaitan

Leave a Reply